Kamis, 02 Agustus 2018

Sekapur Sirih



Sejak bangkitnya pola pikir bangsa untuk menentang penjajahan di bumi Indonesia para tokoh bangsa pendahulu telah berupaya untuk melepas belenggu penderitaan, kebodohan dan kemiskinan. Dari adanya belenggu itulah para tokoh bangsa, pemuka agama, tokoh masyarakat, pemuda cendikiawan pada masa itu berusaha membuka mata hati bangsa Indonesia dengan mendirikan lembaga pendidikan melalui kegiatan-kegiatan pemberantasan buta hurup, pengkajian ilmu keagamaan dan pengetahuan umum untuk dapat melepas belenggu penjajahan dan merebut kemerdekaan.

Begitu pula dengan masyarakat Sungai Luar Kecamatan Batang Tuaka, khususnya warga Parit 5 Sungai Luar, setelah dinyatakannya Kemerdekaan Indonesia, maka bangkitlah tokoh-tokoh agama, masyarakat, dan pemikir pendidikan, untuk mengembangkan ilmu yang dimiliki mereka kepada warga masyarakat agar terlepas dari kebodohan dan kemiskinan setelah berabad-abad dijajah oleh bangsa lain.

Maka pada tahun 1955 Tokoh masyarakat dan pemuka agama menidirikan pendidikan pemberantasan buta hurup dengan fasilitas yang sangat sederhana. Seteleh beberapa kurun waktu kemudian sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kegiatan pendidikan terus dikembangkan sampai pada tanggal 1 Januari 1974 kegiatan pendidikan ini resmi didirikan bangunan sendiri oleh masyarakat dengan tenaga pendidik bapak KH. Abd. Wahab, Jamhari Saman, Hj. Zuriah Ali, dkk. Pendidikan yang diselenggarakan disini masih dalam bentuk pendidikan non formal.

Melihat kenyataan dan kondisi yang ada, disamping meledaknya pertumbuhan pendududk dan tuntutan kehidupan yang lebih layak, serta untuk memenuhi standar pendidikan yang berlegalitas dimata pemerintah dan hukum, maka atas prakarsa bidang pengembang pendidikan dan pengajaran, pengurus madrasah mengajukan penerbitan Piagam Madrasah jenjang Madrasah Ibtidaiyah. Atas Nama Menteri Agama, Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Riau menerbitkan piagam madrasah sebagai hak atas operasional madrasah dengan nomor piagam F/II/8/1980 tanggal 1 Juli 1980. Setelah beberapa tahun telah menamatkan lulusan madrasah ibtidaiyah, oleh dorongan orang tua wali murid menginginkan anaknya melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi khususnya tingkat lanjutan pertama yakni Madrasah Tsanawiyah, maka pihak pengurus madrasah bermusyawarah dengan wali murid dan tokoh setempat untuk membangun dan menyelenggarakan Pendidikan Madrasah Tsanawiyah tepatnya pada tanggal 1 Juli 1992. Dengan semangat dan kerja keras bersama maka pada tahun pelajaran 1992/1993 Proses belajar mengajar untuk kelas I (satu) sudah bisa berjalan dengan baik walau hanya memakai gedung Madrasah Ibtidaiyah untuk sementara. Pada tahun kedua yaitu Tahun Pelajaran 1993/1994.   Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda mendapat  Piagam Izin Operasional Nomor : F/III/PP.03.2/08/1993 Tanggal 24 September 1993. Setelah Perkembangan zaman dan banyaknya Lulusan dari Madrasah Ibtidaiyah serta dari dorongan orang tua wali murid untuk meminta pihak madrasah membangun Madrasah Tsanawiyah pada Lingkungan Pondok Pesantren Nurul Huda, dengan Alasan sebagai berikut :

1.      Jauhnya jarak ibu kota Kabupaten yang ada SMP/MTsN dari tempat tinggal masyarakat lulusan MI
2.      Keterbatasan Biaya Pendidikan untuk sekolah ke Sekolah Negeri yang ada di Kabupaten
3.      MTs. Nurul Huda Parit 5 Sungai Luar dapat menampung Lulusan MI dalam bentuk pembinaan Pendidikan Formal dan Non formal dengan system pesantren dan berasrama.
4.       Keterjangkauan hubungan komunikasi orang tua
5.       Guru cukup memadai, terutama bidang pendidikan agama.
6.       Lahan yang cukup luas
7.       Gedung belajar bisa dibangun dengan swadaya masyarakat
8.       Masih kuatnya rasa kekeluargaan dan gotong royong masyarakat sekitar dan kerjasama orang tua wali murid.

Dari Latar belakang dan alasan ditas maka pada tanggal 1 Juli 1992 dibangunlah Lembaga Pendidikan yang bernama Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Parit 5 Sungai Luar dipimpin oleh Ibu Dra. Syarifah sejak Tahun 1992 s/d 1993, dan dengan Jumlah Siswa Pertama Kelas I Tahun Pelajaran 1992/1993 berjumlah sekitar 75 Siswa.  Kemudian  Kepemimpinan dilanjutkan oleh Bapak Muhammad Aini pada tahun 1994 s/d 2005. mengawali Lulusan Pertama Pada Tahun Pelajaran 1994/1995 sebanyak 50 Siswa. Setelah Wafatnya Bapak Muhammad Aini sebagai Kepala Madarsah Tsanawiyah, Kepemimpinan digantikan oleh Bapak Khairani, S.Pd.I., M.Pd (2005-2016) dan Kepemimpinan sekarang di pimpin oleh Bapak Phadli, S.Pd.I.

0 komentar:

Posting Komentar